Sabtu, 18 Januari 2025. Upacara piodalan hari ini yang juga bertepatan dengan Hari Suci Tumpek Wayang, dimulai sekira pk. 10:00 WITA yang selain diikuti oleh seluruh aparatur yang beragama Hindu, juga dihadiri oleh beberapa aparatur dari umat beragama lain yang merupakan wujud nyata kerukunan, toleransi, persaudaraan, dan kebersamaan di lingkungan PN Denpasar. Upacara dipuput oleh Ida Peranda dari salah-satu 'griya' di Denpasar.

Piodalan diawali dengan menjalankan ritual menghaturkan sesaji (banten), untuk memohon keselamatan dan keseimbangan alam 'buana agung dan buana alit' (alam atas dan alam bawah) agar tercipta hubungan kehidupan yang harmonis antara manusia dengan alam. Kemudian persembahan tari-tarian wali yakni Tari Topeng Tua, Topeng Sidha Karya, serta Tari Rejang Renteng. Piodalan diakhiri dengan melaksanakan persembahyangan bersama.

Piodalan memiliki makna untuk memperingati hari lahir pura, bentuk ungkapan syukur sekaligus bentuk persembahan/korban suci ('yadnya') dan wujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan perlindungan yang dianugerahkan-Nya, serta sarana untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis, rukun, damai dan sejahtera lahir batin khususnya bagi seluruh aparatur PN Denpasar.

Selain itu, melaksanakan upacara piodalan (keagamaan) juga merupakan salah-satu bentuk pembinaan rohani bagi para aparatur khususnya yang beragama Hindu agar tercipta mental yang tangguh ber-IntegritasTanpaBatas sehingga tidak sampai melakukan perbuatan tercela seperti menerima suap, gratifikasi, dan korupsi demi terciptanya budaya kerja yang bersih dalam rangka mewujudkan PN Denpasar sebagai Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani, serta senantiasa diberikan kekuatan keteguhan untuk melayani dengan hati bagi masyarakat pencari keadilan secara Transparan profesionAl Komitmen efektif-efiSien akUntabel, Taksu! yang dijiwai oleh 8 Nilai Utama Mahkamah Agung RI.

Salam Sehat, Salam Dilan, Taksu!
Om Shantih, Shantih, Shantih, Om